Kesehatan reproduksi manusia menghadapi tantangan besar di seluruh dunia karena banyak faktor. Diantaranya faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, dan psikologis. Polutan udara, sebagai sumber utama pencemaran lingkungan, diketahui berdampak negatif pada kualitas sperma.
Berdasarkan data dari World Air Quality (IQAir) 7 Juni 2023, kualitas udara di Jakarta mencapai 155 AQI (Index Quality Udara). Melalui data tersebut, Indonesia disebut sebagai negara dengan kualitas polusi udara terburuk di Asia Tenggara.
Polutan dalam udara seperti kadmium, merkuri, dan timbal dapat masuk ke dalam aliran darah dan menumpuk di cairan tubuh lain seperti cairan mani dan urin. Polutan tersebut pun bisa memengaruhi hypothalamic-pituitary-gonadal axis, yaitu suatu jalur yang berperan dalam pembentukan sperma. Akibatnya, produksi sperma menjadi terganggu, memiliki bentuk yang tidak normal dan jumlahnya pun berkurang. Bentuk sperma yang tidak normal akan berdampak ada pergerakan sperma. Sperma jadi lebih “lambat” dan tidak mampu membuahi sel telur.
Polusi udara memang sulit untuk dihindari sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara untuk menjaga kualitas sperma, yaitu:
1. Batasi waktu untuk beraktivitas di jalan raya, terutama di jam-jam sibuk. Bila harus keluar ruangan, gunakan masker.
2. Menjaga asupan nutrisi. Perbanyak konsumsi buah dan sayur, terutama yang mengandung vitamin C dan E. Buah dan sayur mengandung senyawa antioksidan yang membantu tubuh menangkal radikal bebas akibat polusi udara.
3. Hindari rokok dan atau asap rokok.
4. Minum Fusee 2x seminggu. Fusee mengandung epimedium, yang sudah terbukti dapat mengatasi berbagai macam gangguan seksual, seperti disfungsi ereksi, ejakulasi dini, serta mampu meningkatkan kualitas sperma dan kesuburan laki laki.

